Jumat, 12 Juni 2015

Mt.Prau : Bagian 3


Tepat subuh hari kami tiba di stasiun Purwokerto yang sepi, para penumpang yang tadi berjejal didalam gerbong mulai turun dengan perlahan, berbeda dengan setasiun sebelumnya, tak banyak aktifitas yang terjadi disana, pagi hari di tanah orang membuatku sedikit canggung kawan, tak perlu banayk kata, kami pun memutuskan untuk beristirahat sejenak dipelataran terminal tak jauh dari Musholah, menaruh segala barang bawaan kami, dan sedikit merenggangkan tubuh, ini hanyalah permulaan dari rasa lelah yang akan kami rasakan nanti.


Purwokerto memang cukup berbeda, meskipun statusnya bukanlah ibu kota, namun jujur saja kawan, sepanjang kami berjalan, jarang sekali ku tengok tumpukan sampah, jalanannya bersih, pemandangannya pun masih terlihat asri. Jauh setelah iku, kami disugukan dengan pemandangan pegunungan yang kehijauan, jalur naik turun dan jalan yang masih dipenuhi lubang beberapa sempat mengocok isi perut kami, namun kami anggap ini adalah bagian dari keseruan kami. Satu hal yang menjadi kekhawatiranku adalah Mini Bus yang tengah beranjak uzur ini, apakah mampu untuk terus melaju, menapaki setiap jengkal jalan beraspal yang terus mendaki. Ibarat orang tua nafas bus ini sudah terasa megap-megap, kami hanya bisa berdoa karna mini bus ini lah satu-satunya tumpangan kami yang ada saat itu.

Tak lama hujan turun, jelas kami sedikit panic, karena barang bawaan kami berada diatas Mini Bus ini, basah sudah jelas ini lah alasan mengapa Tio menganjurkan kepada kamiuntuk melapisi ransel kami dahulu dengan pelastik, agar jika terjadi hujan, bagian dalam tas itu terlindung dari resapan air hujan yang menimpanya, kali ini ia berfikir cerdas. Selanjutnya yang bisa kunikmati hanyalah tetesan-tetesan hujan yang turun lewat kaca jendel, meyakinkan diri sekali lagi bahwa perjalananku kali ini bukanlah untuk main-main, dan aku tak bisa mundur lagi.

Tujuan kami sebenarnya adalah Baecamp pendakian Patak Banteng, begitu Tio menyebutnya, namun untuk mencapai kesana kami masih harus naik beberapa angkutan umum lagi, tapi tenang saja, tio dan kawan-kawan yang menjadi pemandu kami sudah mengatur segalanya, waktu keberangkatan dan sampai ditujuan telah diperhitungkan dengan tepat. Sebelum Zuhur kami telah sampai di Patak Banteng, basecamp pendakian kami, dan Luar biasa, Ratusan orang pendaki berkumpul disana, Laki-Perempuan, Tua-Muda bahkan anak-anak juga hadir disana. Lagi-lagi ini adalah pemandangan yang baru pertama kali ku lihat. Hal ini membuatku semakit optimis jika aku mampu untuk melakukan pendakian ini.
Tio memimpin breafing pendakian siang itu, karena jelas dia memiliki pengalaman yang cukup banyak. Setelah ditutup dengan doa, kami semua bersiap, jas hujan langsung ku kenakkan, karna menurut Tio sebentar lagi akan turun hujan, ahhhh dalam cemasku, dalam harapku, ku berdoa agar perjalanan kami nanti akan baik-baik saja, karena perjalanan ini, meskipun jalur yang kami lalui tidak begortu sulit, dan cocok untuk pemula, namun Alam bisa berbuat sesuka hati mereka, jadi berbuatlah sebaiknya, jangan merusak alam, dan jangan berbicarayang kotor, jaga perbuatan jaga ucapan, ujar tio sebagai pesan tambahan sebelum akhirnya langkah pertama kami dimulai. Tapak-tapak optimis, langkah Bismillah, mulai tersusun secara perlahan. Aku tau , aku akan dihadapkan oleh Tanah Becek, bebatuan, tangga, akar pohon , sungai, tebing dan sebagainya, beban yang kubawa dipundakku mulai terasa berat . musuhku sekarang adalah rasa pesimis dan lelah yang dengan perlahan mulai merasuk kedalam otak dan sendi-sendi tulangku, belum lagi itu, lihat lah ia, berdiri kekar didepan, rasanya tak bisa kulalui., seberapa kalipun ku injak, iya bertambah keras, sampai terasa copot kakiku, aku jatuh, nafas dan jantungku maju beradu, tak teratur, mereka bergerak cepat, dadaku makin sesak, ingin rasanya menyerah, akhirnya beberapa langkah setelah itu aku terjatuh, beban yang sedari menumpuk dipundakku segera ku lepaskan, tak kuat mataku terpejam, berharap ini akan segera berakhir, tapi harapan itu sepertinya tak mungkin karena ini hanyalah awal dari langkahku untuk menuju base 1, dan didepan sana masih ada 3 base lagi yang harus aku lalui. maka selanjutnya aku tak tau, yang ingin kulakukan sekanga hanyalah satu, beristirahat.

Bersambung......

0 komentar:

Posting Komentar

 
;