Kadang, jika Ku tengok Kebelakang, selalu kuperingatkan pada diriku
sendiri, bahwa itu sudah lama terjadi dan tak akan pernah terulang,
Namun setiap kali aku melewati tempat itu, rasa-rasanya ingin ku temukan
mesin waktu, Masuk didalamnya, memutar dan menekan tombol-tombol unik
yang penuh keajaiban, dan sejurus kemudian Wuuussshhhhhh.. terlemparlah
aku kembali kemasa dimana aku dulu duduk di situ Bersamanya. Pelataran
itu kini tak seperti Dulu, Ia nampak begitu Kokoh dengan beberapa Kramik
Marmer sebagai alasnya. Nasibnya pun kini lebih baik, karna tak seperti
Dulu kini ia selalu Di Lap dan di pel bersih oleh para Penjaga Gedung
yang saban hari tak pernah letih membersihkannya hingga mengkilap, luar
biasa sekali.
Namun bagiku, ia tetap saja seperti dulu, ia tetap
disitu, mengahadirkan bayang-bayang yang sampai saat ini jujur saja
belum mampu aku lupakan, saat ia sedikit menyanyikan lagu "You Are Not
Alone" karya King of Pop, sambil memegangi sapu tangan ungu miliknya,
ahh,,, maka jadilah ku lewati Pelataran itu secara perlahan, tak mau
rasanya aku berlalu darinya.
Dan kini, saat semua akan berakhir,
dalam sisa-sisa masa perkuliahanku di Semester 7 Aku terpana, karna
Minggu lalu, saat aku kembali melewati tempat itu, aku kembali teringat
olehnya aku teringat saat aku duduk di tempat itu, bercengkrama, dan
bernyanyi bersama, aku terpana akan Senyum yang sampai saat ini belum
mampu aku lupakan, segalanya, dan sampai hari ini pun aku masih
mengingatnya, Astaga. Dari segala Cobaan yang telah aku alami, mulai
dari kerasnya hidup diibu kota jakarta, Mencari uang saat masa SD,
Mencari butir-butir paku untuk bertahan hidup, telah mampu aku lewati.
Tapi untuk yang satu ini, aku belum bisa melewatinya. Mungkin nanti,
jika masanya aku tak menjumpainya lagi, aku tak lewat dihadapannya lagi
aku bisa dengan perlahan melupakan bayangan itu, bayangan yang selama
bertahun-tahun, menyemangatiku saat aku Kuliah, saat aku menghadapi
Ujian Akhir semesterku, Saat aku bertahan melewati mata kuliah Akuntansi
Pemerintahan kala itu, saat aku sedang dirundung masalah, aku tak
punya pilihan lain selain tersenyum, berusaha kuat seperti katanya dulu
“Kamu harus kuat..” dan senyum itu ada karena bayangan itu. Aahh.. esok
hari, entah kapan, mungkin aku tak akan berjumpa dengannya lagi,
Pelataran yang penuh dengan kenangan itu, dan jika sudah begitu,
bayang-bayang itu akan terkikis,, hilang secara perlahan, dari mataku,
dari ingatanku, aku tak tau.
Senin, 16 Maret 2015
Cerita Bersambung,
Cerita Pendek,
Kampus STAN : Pelataran,
kisah,
Potongan Kisahku
Kampus STAN : Pelataran
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar