Minggu, 26 April 2015

Pramuka :Bagian 1

      "buaaakkkk..." kepalanku mengenainya,, tepat dipipinya.. tersungkur, iya mau jatuh, tapi beberapa sahabatnya memeganginya, membantunya bangkit.. "mau lagi... hah..!!!" aku masih emosi kawan... beberapa sahabatku pun juga ikut memegangiku kawan, bukan untuk membangkitkan aku,, tapi untuk meleraiku.. "udah man, udah,, jangan berantem lagi.." ... nafasku masih membara kawan, ingin sekali aku layangkan lagi pukulanku ini kearahnya.,, tapi lihatlah mereka kawan, sahabat yang meleraiku itu,,, seakan-akan sudah memaafkannya.. "Tarik kata-kata lu yang tadi,,!!! atau lu akan nyesel..!!" ucapku lantang...


               Peristiwa itu terjadi saat aku kelas 3 SD kawan... keren bukan,, kelas 3 adalah pertama kalinya dan terakhir kalinya aku memukul seseorang... kata-kata hinaan itu membuat hati kami sakit, terutama aku, karena baginya kami tak pantas untuk bersekolah, anak orang miskin.. "Huhh.,, biar ku hajar lagi dia"... kalau hanya sekali atau dua kali aku tak masalah kawan.. aku masih bisa bersabar.. tapi ini sudah kesekian kalinya ucapan itu aku dengar.., orang ini bernama Brian.. badannya besar, lebih besar dariku, kulitnya putih, rambutnya pirang, seperti orang Belandaa , para penjajah yang berhasil menjejakan kakinya di Indonesia dan menguasainya selama 3,5 abad itu,, karena dialah ku sempat berpikir kalau orang belanda semuanya sama, "seenaknya saja kalau bicara" begitulah ku kira.. berbeda sekali dengan kami dia anak orang kaya, tinggal dirumah gedongan, makan setiap hari dengan ayam... aku sadari itu, nasibnya lebih beruntung dari kami,, hal yang aku syukuri pada saat itu adalah dia bukan teman sekelasku kawan, melainkan teman dari kelas lain, yaitu kelas A kalau aku boleh bilang, musuh bebuyutan kami tiap kali mereka menantang kami untuk bermain Benteng..

            Aaahh,, satu lagi kawan yang aku syukuri, saat kelas 3 Pahlawanku pak satiri belum mengajar di sekolahku, jadi nasibku aman,, hanya beberapa orang yang ada diruangan itu.. aku tak pernah takut dengan siapapun seperti yang kau tau. maka jangan bilang mentang-mentang dia orang kaya, kulitnya putih, badannya lebih besar dari kami, kami takut untuk berhadapan dengannya,, ahh nanti dulu.. aku tak pernah takut jika apa yang aku lakukan itu benar,, menghina sahabatku, berarti menghinaku juga.. itu prinsipku saat itu... tapi sekarang prinsip itu ku rasakan mulai hilang dalam diriku,, entahlah.. "maaf" hanya itu yang dia ucapkan, sambil menahan sakit yang ada di rahang giginya tempat bersarangnya kepalanku tadi... begitu seharusnya, pun begitu, sahabatku sudah memaafkannya, dan kalau bukan karena sahabat-sahabatku ityu kawan, aku tak akan memaafkannya.. dia memberikan tangannya, kulihat bergetar,, namun aku kawan, tak sungkan-sungkan meraih tangan itu.. berjabatan, dan berangkulan... Memaafkannya.. hari sabtu itu kawan, menjadi hari kebangkitan kami, anak-anak udik.. dan besoknya yang aku tau, dia tak berani mengoceh lagi dengan seenaknya.. Alhamdulillah.. karena kalau sampai sekali kudengar ucapannya yang merendah kan kami itu, jangan harap dia bisa lolos lagi.. maka jadilah sabtu itu kami mengikuti agenda yang paling menyebalkan buat kami anak-anak begajulan, berandal begitu mungkin ku bilang,, yaitu PRAMUKA.... Aaahh kawan.. agenda itu membuat kami Bete,, bete banget,, yang pertama.. kami disuruh nyanyi-nyanyi gak jelas,, udah gitu kami disuruh nyatet materi, yang tak pernah aku tau apa maksud dari materi itu.. yang kulihat di papan tulis hanyalah sebuah garis-garis dan titik-titik.. kadang gari itu sendiri,, kadang titik-titik itu ada disampingnya.. duhh,, "Apa yang ditulis sama kakak itu" aku buta kawan akan PRAMUKA.. sehingga mereka langsung menyuruh kami dengan seenaknya untuk mencatatnya sambil berkata berkata " ayo ade-ade dicatat Sandi Morsenya,, nanti bukunya dikumpulin.. tulisannya yang rapih ya",, "Ahhh apapula Sandi Morse.." pikirku.. namun aku tetap turuti kata-kata mereka, kami mencatatnya, materi yang dulu tak pernah aku mengerti itu.. kemudia yang kedua, mereka dengan seenaknya menyuruh kami keluar, berbaris dilapangan dengan panasnya matahari, dijemur, hingga menetes peluh dan keringat dari tubuh kami,, setelah itu kami disuruh inilah, itulah, besok bawa inilah, bawa itulah, ahh sial sekali.. aku masih ingat ketika mereka menyuruh kami untuk membawa tongkat yang terbuat dari bambu berukuran 2 meter, dengan cat warna merah di masing-masing ujungnya.. dan kau tau kawan, butuh usaha khusus untuk mendapatkan tongkat itu.. dan yang ketiga, ini yang paling kami tidak suka kawan, adalah terpotongnya waktu bermain kami,, karena PRAMUKA itu kawan, dilakukan setelah jam pulang,,, dan kalau mereka sudah pada datang,, mereka suka sekali berlama-lama dengan kami.. duuhhh sebel sekali aku,,

           Pakaian mereka gagah,, warnanya coklat, atasnya coklat muda, bawahnya coklat tua, bercelana panjang hingga menutupi sebagian sepatu pantofel mereka.. selain itu terdapat beberapa asesoris yang melekat di pakaian mereka, tali merah itu diletakan melintang dari bahu hingga ketiak mereka, dan ujung tali itu dimasukan kedalam saku seragam mereka.. sedangkan di bagian perut mereka ada sebuah gesper, yang juga ada disana tergantung pisau kecil, dan tali warna putih.. "ahh buat apa pisau dan tali itu" bisik ku dalam hati.. tubuh mereka tinggi-tinggi,, lebih tinggi dari kami,, jelas saja, mereka anak SMA.. ada yang berjilbab juga.. duhh.. mereka itu.. kau tau kawan.. adalah pembina pramuka disekolah kami... kakak perempuan yang berjilbab itu namanya Anisa.. kak Nisa kami sering menyebutnya.. sedangkan laki-laki yang tinggi itu kawan,, wajahnya seperti orang arab, rambutnya ikal, namun tetap klimis.,, Nisin namanya.. "seperti nama Mie instan atau nama wafer biskuit" aku bilang.. tapi jangan salah dia itu ketuanya kawan,.. selalu hadir pertama jika hari sabtu datang.. dan kami anak udik hanya bisa pasrah kalau mereka sudah datang.. "Aaahh maleess..." begitulah keluhan kami.. Hingga akhirnya salah satu sahabatku.. Amin yang punya keahlian berlari cepat itu, punya rencana konyol, hanya untuk menghindari agenda gila itu,, PRAMUKA..

Bersambung......

0 komentar:

Posting Komentar

 
;