Kamis, 13 November 2014

Ayah


Masih terbayang olehku ketika dengan Lembutnya Engkau meraih tanganku saat pelajaran menggambar, membantuku dan mengajariku, bagaimana cara memegang Pensil dengan benar, sehingga mampu ku gambarkan kecil namun jelas kupandang beberapa ekor ikan yang sedang berenang dilautan dalam lembar kertas buku gambarku. Atau juga pernah kau lukiskan sebuah Gunung untukku, lengkap dengan sungai yang mengalir didekatnya, hijaunya pepadian, jalan raya yang penuh dengan mobil-mobil itu.. Kau pandangiku dari luar jendela kelasku dengan tersenyum bangga, seakan berkata pada yang lain "itu anak saya", mengawasiku, berdiri menungguiku dari awal aku masuk kelas, sampai aku keluar Darinya. Membelikanku setangkai permen gulali masnis semanis kasih sayangmu,, Belaianmu saat kau merawatku setelah aku terjatuh dari lantai dua rumah lama kita di Palmerah,.. begitu lembut ku rasa ayah... Masa kecilku yang terasa sangan indah
bersamamu Yah.. Sangat jarang engkau marah atau berkata kasar pada kami anak-anakmu yang selalu membangkangmu, yang belum bisa membahagiakanmu, bahkan sering sekali kami yang tidak patuh akan perintah mu ayah... sering sekali berkata "Aaahhhh" padamu,,, Namun Tak pernah sekalipun engkau memukulku walaupun aku telah menzolimimu dengan berbohong padamu.. tak pernah..

Masih juga jelas terasa olehku saat kau marah habis-habisan padaku Karena kebodohan dan ketololanku sendiri di Rental PS yang nasibnya kini berubah menjadi tempat Fotocopy-an itu, sorot tajam matamu, bentakan keras darimu, cengkraman kuat tanganmu saat menyeretku pulang, sampai terasa perih telapak kakiku, tergerus aspal dan duri jalanan yang payah itu,, Namun ayah.. bukan kah itu terjadi hanya satu kali dalam hidupku ayah,,, Hanya satu kali dalam hidupku kau memarahiku..  .. semuanya masih kurasa dan masih berbayang dalam benakku.. kini aku telah dewasa, dan mungkin sebentar lagi aku akan menjadi sepertimu, memiliki keturunan-keturunan yang baik seperti pribadimu. sedari dulu ayah... aku selalu menjadi kanmu sebagai teladan dalam keluargaku... menjadikanmu sebagai Kaisar dalam keluarga kami.. kesabaranmu itu Ayahh.... kesabaranmu dan kasih sayangmu pada kami... tak akan tergantikan dengan apapun ayah.. kau tak pernah peduli dengan apa yang orang lain katakan tentangmu.. Tak peduli berapa banyak orang yang menghinamu saat kau mencari Nafkah yang Halal untuk kami,, kau begitu sabar ayah..

Tak terhitung lagi waktu yang kau korbankan untuk kami ayah, pagi sampai siang, siang sampai sore, sore sampai malam.. satu tahun,, dua tahun,, sepuluh tahun.. dan tahun-tahun selanjutnya.. tak pernah kau mengeluh kelelahan pada kami meskipun kami tau betapa lelahnya engkau Ayah.. tak pernah kau ajarkan pada kami untuk meminta-minta,, tak pernah kau ajarkan pada kami untuk mengambil hak yang bukan milik kami.. Demi memberikan nafkah yang Halal untuk kami kau rela kerja siang dan malam,panas terik, hujan kau rasakan, angin malam layani.. tidur tidak nyenyak, istirahat kau tak mampu, makan dan minum kau terima seadanya.., bahkan makanan yang seharusnya engkau makan kau berikan pada kami ayah... kau berikan pada kami.. agar kami tak merasa lapar..  betapa sabar dan pengasihnya engkau Ayah... ... Tapi kami kadang masih saja kurang bersyukur,,  makan ingin selalu enak,, tidur ingin selalu nyenyak..  Tubuhmu yang kini makin renta....  Rambutmu yang mulai berubah putih.. Gigi-gigimu yang tak lagi sempurna,. kulit mu yang tak kencang lagi.. punggungmu yang makin rapuhh..  langkahmu yang sudah tak tegap lagi... tanda kalau kau kini makin menua.. makin habis masa usiamu..  dan makin sedikit waktu yang tersisa untuk bersamamu Ayah..

Maaf Ayah.. Sekalipun kami berikan seluruh barang berharga yang aku punya kepadamu, itu semua belum bisa menggantikan seluruh rasa sayangmu kepada kami...  Kau Sekolahkan kami tinggi tinggi untuk menggapai impian kami padahal kau sendiri tak berijazah... kau berikan kami makan agar kami tak merasa lapar padahal kau sendiri belum makan... kau bangun rumah untuk kami bisa berteduh padahal jarang sekali aku melihatmu Istirahat..  Ayah.. Aku anakmu.. yang akan membanggakanmu.. dari jerih payahmu kini aku berdiri,, dari keringat dan hela nafasmu kau jadikan kakakku Sarjana hingga tak mampu lagi mereka Menghinamu,, Dari goresan kasar Tanganmu kau bangun Istana Kecil kita agar kami semua dapat berteduh.. Kini biarkan ayah,, kau duduk tenang berIstirahat.. kau pandangi saja kami anak-anakmu yang sudah beranjak dewasa.., kau nikmati saja sarapan dan teh tubruk kesukaanmu di pagi hari.. Istirahatlah Ayah.. Dan maaf Ayah,, jika selama ini yang ku buat untukmu hanyalah kesusahan,, Belum bisa aku membalas semua jasa dan kasih sayangmu, belum mampu aku menjadi sepertimu ayah,.. hanya doa yang selalu ku panjatkan untukmu Yah.. Semoga Allah selalu menaungimu dalam keberkahan, Menyayangimu seperti halnya kau menyayangi kami,,, Melindungimu dimanapun kau berada seperti engkau yang selalu melindungi kami.. senantiasa memberikan Rizki dan kebaikan kepadamu seperti engkau menafkahi kami dengan kedua tangan lembutmu itu Yah.. Aamiinn.. Terimakasih Ayah…

0 komentar:

Posting Komentar

 
;