Minggu, 26 April 2015

ULAT BULU : Bagian 1

Aku masih sedih ketika harus kehilangan uang 5000 rupiah ku siang itu... tak tau kemana,, terakhir ku ingat uang itu masih ada disakuku,, namun sesaat ketika aku ingin membelanjakannya, uang itu begitu saja menghilang,, uang 5000 itu kawan dulu sangat berarti buatku, saat harga bahan pokok belum melambung tinggi, aku masih bisa membeli sebuah roti, dengan beberapa permen, coklat ayam jago , es cream mangkok, ditambah dengan jajanan yang lainnya,, atau mungkin besok uang itu bisa aku belikan sebungkus nasi uduk untuk sarapan, dan sisanya bisa ku berikan pada Bu Imah untuk ditabungkan.. uang itu juga adalah uang yang diberikan oleh kakaku yang baik itu, kakak nomor satuku,, namanya Bun Yanah kawan.. hari itu, iya pulang kerumah ,
biasanya satu minggu sekali, ia menyempatkan waktu untuk main kepondok aren,, dari dulu, kakakku bekerja di Palmerah, sampai sekarangpun dia belum bisa meninggalkan pekerjaannya itu.. maka setiap seminggu sekali, tepatnya hari minggu seperti hari itu, ia datang kerumah, dan memberikan uang 5000 rupiah kepadaku dan kepada kakakku yang lain.. "Buat jajan" begitu katanya.. duuhh baik sekali ia.. tak pernah aku dapatkan uang sebesar ini.. uang jajan sekolahku pun bahkan hanya 10% dari nilai yang diberikannya sekarang, ia satu-satunya kakak yang tidak pernah marah, apalagi berbuat kasar kepada adik-adiknya,, kakak yang paling tua, anak pertama dikeluarga kami,, dan dia,, aaahh,, jika aku membutuhkan sesuatu misalnya seperti buku, tas, pensil, maka jika ada sedikit uang, ia akan langsung memebelikannya untuk ku.. begitupun dengan Hp butut milikikku yang pertama,, ia yang memberikannya,,, dan hari itu, aku sedih.. uang yang diberikannya kepadaku agar aku bisa jajan enak, walau seminggu sekali saat ia datang kerumah, telah hilang.. ahh bodohnya aku,, menyesal, aku menangis,, hingga akhirnya aku duduk termenung diatas di pohon itu.. seperti hari-hari sebelumnya jika aku sedang sedih, aku suka duduk diatasnya,, Daunnya rindang, batang-batangnya kuat, bahkan kuat sekali untuk menaggung beberapa orang diatasnya,, dan lihatlah cabang dari bagian batangnya yang besar itu kawan,, ahh,, kami gunakan untuk ayunan,, namun siang itu, aku hanya ingin duduk disana.. sambil meratapi kesialanku hari itu...

         "Maaannnn... omaann... ayo pulang.. makan dulu..." Ahhh dengarlah panggilannya itu,, penyayang sekali.. "Ahh po yanah.. pasti ia mencariku.." aku diam saja tak menyahuti panggilannya.. dari kujauhan aku masih melihat ia kebingungan , seperti mencariku... Hingga akhirnya ia menemukanku juga.. "Ehh ngapain diatas.. ayo pulang,, udah siang.,, makan dulu.." pintanya kepadaku.. "nanti aja po,, ".. "ya udah, nanti pulang ya, makan.." "iya.. " ahh begitu saja,, ia tak benyak bertanya kawan,, tapi jika kami bercerita padanya, mengeluh padanya, ia tak segan untuk mendengarkan, bahkan untuk selalu membantu kami... Aahhh istimewa kawan... 

           Aku putuskan untuk tetap berada sampai waktu yang tak bisa aku perkirakan,,, masih terdiam dan mengutuki diriku sendiri... aku takut jika nantiibuku tau, aku pasti dimarahinya,, ahh,, aku yang salah, jadi hal tu sudah aku perhitungkan jika nanti ibuku memarahiku,,, karena seperti yang kau tau, ibuku adalah manusia yang paling aku takuti kawan, selain kedua orang tuaku dan Allah, tidak ada yang aku takuti,, namun siang itu.. ketika mata ini sedang mencari beberapa buah Seri (buah berwarna hijau, jika sudah matang berwarna merah, bijinya sangan banyak, rasanya manis) yang berwarna merah "mungkin aja ad satu atau dua yang bisa ku makan" pikirku siang itu.. aku melihat pemandangan yang tidak menyenangkan,,,, Binatang itu,, hinggap disana,, tak jauh dari tempatku duduk.. ukuran tubuhnya mungkin hanya sebesar jari tengahku.. nyaman sekali nampaknya disana,, warnanya abu-abu dengan variasi tambahan berwarna orange di bagian punggungnya,, tubuhnya di penuhi bulu.. dan yang paling menyeramkan buatku adalah sepasang tanduk dikepalanya itu,, ahhh ngeri sekali binatang itu,, satu hal yang kubayangkan jika sudah melihatnya.. badanku akan bentol-bentol, kemudian tanganku, wajahku,, ahh semuanya,, tubuhku seketika maerinding,, tak ada hujan, tak ada badai, aku langsung turun dari pohon itu, terburu-buru,, sampai sobek bagian bawah celanaku karena tersangkut salah satu cabang dari pohon itu.. Aaahhh.. rese,,, bahkan sampai dibawah pun tubuhku masih merinding kawan.. dan tak mau mengingatnya lagi, aku berlari, pulang kerumah.. MAKAN.. 

Bersambung.....

0 komentar:

Posting Komentar

 
;