Sabtu, 10 Januari 2015

Gunung walat dan bulir-bulir jeruk :Bagian 1




Lihatlah pemandangan ini, luas tak bertepi, bagai laut yang terhempas diangkasa.. Bukan berwarna biru, namun Hijau ,, semua hijau,. Tak ada kesan yg tercipta selain takjub atas kebesaran sang pencipta. Gunung-gunung itu berderet dihaluan kami, ''subhanallah..'' ujarku, sekalipun kami blum tiba ditempat tujuan, namun sdah diktakan bahwa perjalanan kami memang untuk bertafakur alam, memandang keluar penciptaannya yang agung. Deretan gunung bak Pasak-pasak itu misalnya, tertancap kuat ditanah, pohon-pohon cemara yang rimbun menghalau panasnya cahaya matahari yang sombong, sawah hijau disana-sini, sungai yg mengalir, udara sejuk yg sibuk hilir mudir diantara kami, seakan semua bertasbih mengagungkan-Nya, namun semua itu akan binasa pada akhirnya. Begitulah semestinya yg hrus kita tafakuri, bersyukur bahwa Allah masih memberi kehidupan dibumi ini, masih ada atmosfir dibumi kita, gunung-gunung itu masih tertancap kuat sebagai pasak bumi, perputaran yg masih pada porosnya. Menimbulkan keharmonisan dan keamanan bagi semua. Pun manuis, siapakah kita, hanya mahluk dengan tinggi 2 meter, dengan karakter egois yg sering sekali tak mau mengalah, tempat segala khilaf dan lupa, masih pantaskah membesarkan diri kepada sang pasak yang kokoh itu. Ia besar, dan tinggi, beribu-ribu kalilipat dari pada kita. Namun ia tetap disitu tegak menjalankan kewajibannya, memuji dan bertasbih pada Allah tanpa sekalipun berbuat sombong. Ia bisa marah sama halnya manusia ketika merasa terusik dan terancam, maka jangan heran kalau tanpa kata-kata ia bisa membinasakan segala yang ada di sekitarnya.

Gunung walat suka bumi, tak terpikirkan kalau aku akan pergi kesana, dan ketika mobil tronton yang mengangkut kami terhenti ku pikir perjalanan kami selesai sudah, namun ternyata kami masih harus berjalan sejauh 2 kilo medan pendakian menuju tempat tujuan kami. ''akan melelahkan'' pikirku, tentu saja, dengan beberapa barang bawaan keperluan kami. Sebelum melanjutkan perjalanan, kami diminta unttuk beristirahat sejenak, mempersiapkan dan mengecek segala kebutuhan kami, namun banyak pula yang memanfaatkan waktu untuk sekedar berfoto-foto dibelakang pemandangan yang indah itu,, ''oke temen-temen, sudah siap semuanya ya'' ucap tio salah satu sahabatku yang mengawali perjalana kami '' insya Allah kak,'' semua sepakat telah siap melanjutkan perjalanan. Pun aku yang diminta untuk membawa satu dus airmeneral berukuran gelas. Meskipun cukup melelahkan, dengan jalur pendakian yang naik turun, kami masih beruntung jalur yang kami lalui cukup aman karna sebagian tetah beraspal dan sudah berplur dengan semen. ''masih jauh ya kak'' ucap salah satu dari kami ''enggak, insya Allah sebentar lagi'' ucap tio, sedikit berupaya memberikan semangat pada kami yang mulai terlihat kelelahan. ''minum dulu ajah, istirahat seentar'' pintaku dan langsung membuka dus berisi air mineral itu ''minum Vi, ujar Sri kepada temannya Evi yang merupakan adik kelas kami sambil memberikan segelas air mineral itu lengkap dengan sedotan kecilnya. Mereka adalah dua dari empat peserta perempuan yang mengikiti acara ini. Oh iya sebelumnya acarana ini kai beri nama SKETERS singkatan dari Study Keislaman Terpadu Rohis. Pesertanya adalah adik-adik Rohis disekolah kami kawan, pun kami adalah panitia penyelenggara acara ini, aku tio, ferdian, dede, diar, rido, reza, awlia, dan dua orang panitia wanita deti, dan ndaru,. Ditambah dengan saudar-saudara kai dari salah satu kampus ternama yang ada diciputat, salah satunya ku tau Kak Deni yang juga merupakan alumni Rohis sekolah kami. Huhh lupa aku sebutkan, maaf ya.
 
Acara ini adalah bentuk pelatihan organisasi serta tafakur alam seperti yang diawal ku bilang tadi. Evi, sri dan du sahabatnya yg lain ada rahma dan ria, adalah peserta dari anggota perempuan, dan untuk laki-lakinya ada muammar kadafi, zam-zam, adit, awliya wanhari (merupakan adik dari Awlia) dan beberapa orang lagi yang aku tak ingat namanya. Karna acara ini berlangsung pada pertengahan tahun 2012 silam, ahh jadi rindu. Lupakan, kita kembali ke gunung walat dan perjalanan kami. Lelah kami memutuskan beristirahat sejenak. Sementara tio, diar, reza dan firsian tengah asik bernyanyi ''Lakote'' musik yang saat itu sedang bummmiingg oleh para pelakon OVJ. ''lakote..lakote..lakote oa..eoo.. Lakote.. Lakote oa. Eooooooo... Begitu saja terus, paling ceria diantara yang lain, tapi kupikir mungkin memang begitulah seharusnya, sebagai penghibur perjalanan kami, karna dsana memang tak ada jasa penyumbang suara. Yaaa aku nikmati keceriaan ini, sambil memandang lurus kedepan, hamparan sawah dan kumpulan rumah penduduk terhampar disana. Sekali lagi aku terpana dengan kemegahannya, juga pada bulir-bulir jeruk yang sebentar lagi akan hadir mewarnai kehidupanku, meskipun hanya sebentar, tapi nikmati saja kisah ini

0 komentar:

Posting Komentar

 
;