Kamis, 16 Oktober 2014

Rental PS : Bagian 3


Benda itu, besarnya tak sebesar Piranti Video Game yang berada dikolong meja, di bawah Televisi lebih tepatnya, Tak juga sebesar kardus kemasan Rokok Gudang Garam yang berada di samping televise nomor empat, ia, penuh dengan abu rokok, dan punting-pungtungnya yang tak habis dihisap oleh sang tuan , ditinggalkan begitu saja oleh tuannya di rental PS yang sampai saat ini belum berkurang keramaiannya meskpun hari menjelang senja. Benda itu juga, Aku belum pernah mengenalnya , meskipun diantara mereka banyak yang kulihat membawanya, pun Wawan , ia sangat membangga-banggakan benda itu dan memamerkannya langsung padaku , benda berbentuk kotak kecil, berlogo Playstation yang belum aku ketahui namanya. “Ini namanya Memory Card..” ucap Wawan berharap aku kagum padanya, tapi tak sedikpun aku menghiraukan apa yang ia ucapkan padaku. “Lu bisa simpen data game lu disini, Satu Giga Byte, kemarin dibeliin sama bapak gue..” ucapnya lagi, “Ohh..” jawabku ringan.. “Harganya Mahal, lima puluh ribu kalo yang baru.. Lu pasti gak punya..“ ucapnya, dan salah satu yang tak ku suka darinya jika ia sudah berucap panjang, kadang tak ia pikirkan terlebih dahulu apa yang ia uapkan, mestinya tak perlu ia berucap seperti itu padaku yang memang penuh dengan kekurangan, tapi tak mau aku balas dengan ucapan yang menyinggungnya, maka ku balas saja dengan sedikit candaan padanya “Iyalah gak punya, boro-boro buat beli kaya gituan, buat makan ajah susah, bisa main PS juga kan dibayarin terus sama elu Wan.. hahaha” berharap tak ada satupun dari ucapanku yang menyinggungnya.. ia hanya tersenyum, sambil memasukan benda kotak yang tadi ia sebut “Memory Card” ke salah satu bagian slot kosong yang ada Piranti Game itu, letaknya diatas slot Sdari tick (gagamg) PS yang nanti akan digenggamnya kuat-kuat. Tak lama, ku dengar suara teriakan para supporter sepak bola, di temani dengan music latar dari game itu yang ku tau adalah lagu dari miliknya abang “Riki Martin” yang saat itu tengah popular lagunya, wawan terlihat apik sekali memainkan peranannya, sejurus kemudian pada layar muncul tulisan yang saat itu belum ku mengerti maksudnya saat itu “Now Loading….” Lengkap dengan beberapa buah titik dibelakangnya. Selanjutnya kulihat Wawan mantap menunggu.

Gagang stik pada Piranti itu kawan, Tombol-tombolnya lumayan banyak, memiliki lampu yang menyala pada bagian tengahnya , empat buah tombol turbo, dua tombol analog lengkap dengan efek Getar, dan bentuknya yang elegan, sangat pas terhadap genggaman orang dewasa dan anak-anak seusia kami. Gagang stick yang jelas berbeda dari Stick Nintendo yang pernah kumiliki dulu tampil gagah ketika dipegangi Wawan, pada bagian kiri terdapat empat arah yaitu atas, bawah, kiri dan kanan, dan di belakangnya ada tua buah tombol turbo berlabel abjad “L1” pada bagian atas dan “L2” pada bagian bawah. Sedangkan disebelah kanan terdapat empat buah tombol berbentuk bulat, dihiasi 4 buah symbol, dan satu symbol untuk masing-masing tombolnya, yaitu Bulat, Kotak, segitiga, dan silang (X), dan sama halnya dengan bagian sebelah kiri, Dibelakangnya juga ada tua buah tombol turbo dengan label abjad yang berbeda “R1” pada bagian atas dan “R2” pada bagian bawahnya. Fungsi-fungsi dari tombol itu beragam kawan, tergantung Game yang dimainkan. Misalnya saja pada Game yang dimainkan wawan itu. “Winning Eleven” sedari dulu adalah salah satu dari beberapa Permainan Sepak bola yag cukup terkenal di era 2000, pun dengan versinya, beragam, ada versi 5,6.7, 8,, dan yang saai ini wawan mainkan itu adalah versi ke tujuh, makanya dinamakan “Wining Eleven 7”. Dan sedkit yang ku tau fungsi dari tombol untuk permainan itu, mulai dari Tombol sebelah kiri, yaitu empat buah tombola rah digunakan untuk mengarahi pemain, baik dalam menyerang ataupun bertahan, dalam menerima bola, ataupun memeberikan umpan, sementara tombol L1 dan L2 digunakan untuk mengganti Pemain. Disebelah kanan, mulai pada symbol segitiga pada bagian atas fungsinya digunakan untuk memberikan umpan trobosan pada pemain, Tombol bulat disebelah kanan untuk memberikan umpan lambung atau unpan jauh, tombol Silang pada bagian bawah digunakan untuk memberikan unpan pendek atau unpan satu dua antar pemain, dan yang penting adalah tombol kotak yang ada dibagian kiri digunakan untuk melakukan tendangan langsung kearah gawang, Tombol itu juga yang dulu membuatku tim inggris kalah dari wawan yang memakai tim spanyol dengan score akhir 15-0 saat mengajakku duel beberapa hari sebelumnya. Sedangkan tombol R1 dan R2 digunakan untuk berlari saat mengejar bola, saat bertahan, dan saat melakukan serangan balik cepat. Luar biasanya wawan hafal dengan fungsi dari tombol-tombol itu , ia sangat ahli dan mahir memainkannya, Wining Eleven 7 kesukaannya.

Pukul enam sore, wawan sudah beberapa kali memenangkan pertandingan di Winning Elleven 7. Dan sudah beberapa kali pula lampu yang berada pada bagian memori cardnya kedap-kedip menyala, tanda kalau ia telah berhasil menyimpan semua data dari permainannya. Ia terlihat bahagianya, tanpa menghiraukan keadaanku sekarang yang hanya bisa memegangi selembar kupon yang sebelumnya ia berikan padaku. Sejenak kupandangi sekelilingku dan ku ukur dimana posisiku sekrang, “Sudah jam enam, langit mulai gelap, hanya ada orang dewasa, televise nomor dua tinggal sepuluh menit lagi, televise nomor tiga masih dua puluh menit lagi, kupon yang sudah genap sepuluh buah, gratis waktu satu jam,, “ aahhh semua itu begitu saja terhimpit dipikiranku. Dan rasa gelisah yang sedari tadi menghantuiku belum juga hilang, “Man,, mau main gak..” wawan ia mengagetkanku yang sedang menatap keluar, menerawang dan mencari wajah-wajah yang mungkin saja kukenal dan tak ku inginkan kehadirannya disini. “Ah gak usah,, lu ajah yang main, gue bentar lagi juga main..” ucapku sedikit menolak karna ku tau beberapa orang disamping kami sebentar lagi akan meninggalkan kursi singgahsananya. “Udah nih lu main dulu, masa dari tadi lu Cuma nonton ajah, masih sepuluh menit lagi, cukup buat satu pertandingan.” Pintanya lagi padaku, dan aku masih tetap pada pendirianku “Gak usah,dah gak apa-apa lu main jjah..” Gelisahku makin menjadi “Ah ellu, dah nih main, gue mau beli minum duu, Aus..” ia berdiri dan memberikan stick ps yang sedari tadi berada di genggamannya , dan gelisahku belum juga berkurang. Yang bisa kulakukan adalah, mencoba membuat diriku nyaman, dengan layar menyala didepanku, stik PS yang ada digenggamanku, suara supporter yang hiruk pikuknya sangat jelas terdengar dan para penonton yang masih setia menunggu giliran di rental PS tempat ku bermain kini. Tanganku kini mulai menyerupai permainan wawan, genggamanku kuat, jari jemariku lincah bermain diatas tombol-tombol kecilnya, mataku menatap mantap kearah kesebelas pemain tim inggris yang ku gunakan dalam permainan malam itu. Dan saat kick off babak pertama dimulai, wawan kembali di tempat duduknya, untuk melihat permainan amatirku di “Wining Eleven 7” “Sini gue atur dulu pemain sama strateginya..” pintanya saat ia telah selesai meminum segelas air mineral dingin yang ia beli di warung samping retal. Aku menurut saja, dan memberikan kembali stick PS padanya , kemudian ia menekan tombol “Start” dan langsung mulai mengatur strategi permainan, sesekali layar berubah-ubah, ah pusing jika kutatap. Dan tak lama ia telah selesai dengan susuanan pemain dan strategi terbaik yang ia berikan padaku “Dah nih, ..” sambil memberikan kembali stik PS itu. Aku pun tak sungkan untuk memulainya, dan disela-sela permainanku wawan dengan seru berteriak,” Awas , Umpan., shoot,, goaall,, “ dan masih banyak lagi. Teriakan yang kemudian disusul oleh teriakan keras memanggil namaku yang terdengar diantara kerumunan para penonton. “Omaaann..!! Pulaanngg..” suara itu taka sing bagiku, dan saat ku mendengarnya semua terasa terhenti kawan. Gambar dilayar itu, suara riuh para supporter, teriakan wawan, dan semuanay, tak terasa bagiku,. Dan saat kupalingkan muka kearah belakang kursi singgahsanaku, ku lihat sesosok laki-laki tua yang selama ini aku kenal dan begitu dekat aku dengannya “Pulang..!! cepet…!!!” suara itu terdengar lagi, ia adalah ayahku, dan makna dari rasa gelisah yang sedari tadi hinggap dipikiranku, kini terjawab sudah.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;